Humility | Kerendahan Hati | Amsal 29:23

Renungan bulanan Mei 2023

Renungan Gembala

Pdt. Dr. Ir. Evie Laksmi Widjaja, S. Th., M. Th.

silhouette of man standing on roof under blue sky


Amsal 29:23 “Keangkuhan merendahkan orang, tetapi orang yang rendah hati, menerima pujian.”

Arti kata keangkuhan ialah arrogance : kecongkakan, kesombongan, keangkuhan.

Arti kata merendahkan ialah denigrate : mencemarkan/memperburukkan nama orang lain.

Arti rendah hati

Dalam Perjanjian Baru, kerendahan hati adalah merasa tak berdaya seperti anak-anak (Matius 18:4), tidak mempertahankan kedudukan (Filipi 2:8-9), atau tidak merendahkan martabat orang lain (Lukas 14:11; 18:4). Kerendahan hati seperti ini berkenan kepada Allah (Efesus 4:2).

Arti pujian ialah : [Kamus Browning] Penyembahan kasih kepada Allah sebagai jawaban terhadap kasih-Nya yang telah lebih dulu diberikan kepada kita. (1 Yohanes 4:9-10). Hal ini digambarkan sebagai ‘korban syukur kepada Allah’ (Ibrani 13:15), yang bertentangan dengan ibadah yang dipersembahkan kepada sesuatu yang lebih rendah daripada Allah (Keluarga 20:2-4).

(sumber: Alkitab Sabda)



Kejatuhan malaikat adalah karena ia sombong, merasa bisa seperti Allah. Berhati-hatilah terhadap dosa yang satu ini, angkuh, sombong mencemarkan nama orang lain, maka kejatuhanlah yang akan terjadi. Kerendahan hati akan membimbing seseorang di jalan yang benar dan akan mendatangkan kemuliaan baginya, sebab Allah-lah yang meninggikan dan merendahkan orang:  Mazmur 75:8,” tetapi Allah adalah Hakim: direndahkan-Nya yang satu dan ditinggikan-Nya yang lain. 

Tinggi hati mendahului kehancuran, dan kerendahan hati mendahului kehormatan tertulis dalam Amsal 18:12; 22:4

Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan. Ganjaran kerendahan hati dan takut akan TUHAN adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan.

Milikilah Kerendahan Hati yang tulus: yaitu kerendahan hati yang tidak berpura-pura. Sebab akan membuat keangkuhan yang tersembunyi dibaliknya akan berkembang dan akan membuat ia berpikir bahwa ia benar dan adil menurut upayanya sendiri. Berarti ia telah menipu Allah secara tidak sadar. Sehingga pada waktunya ia akan dibuat rendah hati dengan cara yang menyakitkan dan dibinasakan (Amsal 18:12; 29:23).

Pdt. Dr. Ir. Evie Laksmi Widjaja, S.Th., M.Th.