Holiness In Spiritual Health (Ibr.12:14)

Berjalan dalam Ketulusan dan Kejujuran

Renungan Gembala

Pdt. Dr. Ir. Evie Laksmi Widjaja, S. Th., M. Th.

black pen on white printer paper

Hari – hari ini banyak orang pintar, banyak orang kaya, banyak orang gagah, tetapi dimana orang-orang yang tulus dan jujur?

Mazmur 37:37

“Perhatikanlah orang yang tulus dan lihatlah kepada orang yang jujur, sebab pada orang yang suka damai akan ada masa depan;  tetapi pendurhaka-pendurhaka akan dibinasakan bersama-sama, dan masa depan orang-orang fasik akan dilenyapkan. Orang-orang benar diselamatkan oleh TUHAN; Ia adalah tempat perlindungan mereka pada waktu kesesakan; TUHAN menolong mereka dan meluputkan mereka, Ia meluputkan mereka dari tangan orang-orang fasik dan menyelamatkan mereka, sebab mereka berlindung pada-Nya.”

Mencari orang yang tulus pada akhir zaman ini sangat sulit. Sebab semua serba ”settingan”, semua serba diatur punya motivasi tertentu ada udang dibalik batu. Orang akan berbuat baik kalau ada maunya, jika ia disakiti maka ia akan melakukan kejahatan. Dimana orang yang tulus hati ? Mencari orang yang jujur terlebih lagi, seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami. Dimana ada gereja yang tidak dilapori kehilangan? Kehilangan dompet, kehilangan HP, dan sebagainya.

Di tempat yang seharusnya ada kejujuran menjadi tempat yang tidak aman. Dimana orang-orang tulus dan jujur ? Orang-orang inilah yang dicari Tuhan pada akhir zaman. Orang yang tulus adalah orang yang tanpa motivasi ketika menolong orang lain, orang yang tulus adalah orang yang berkata sebenarnya dari hatinya, tindakannya benar, sekalipun orang mendurhakainya ia tidak pernah kecewa dengan Tuhan, ia tidak sukan ngambek jika ia seorang pelayan Tuhan. Karena yang dikerjakannya adalah ketulusan tanpa ingin dipuji, dihargai. Bahkan ia tetap berbuat baik kepada yang berbuat jahat. Orang yang jujur dapat dipercayai ketika memegang keuangan. Istri bisa dipercayai suami ketika ia cakap mengatur keuangan, berterus terang tentang apa saja yang dibelanjakannya. Maka hati suaminya percaya kepadanya. Demikian juga suami yang jujur akan berkata ya diatas ya, tidak suka berbohong. Jika memberi orang tuanya dana bantuan, maka disepakati dengan istrinya. Bukan seperti Ananias dan Safira yang merencanakan kebohongan dengan sepakat, yang akhirnya membawa kematian bagi keduanya, sungguh mengerikan. (Kis.5 :1-11 )

Berjalanlah dalam ketulusan dan kejujuran, sehingga engkau diselamatkan, dilindungi, diluputkan, bahkan pada masa sulit pun engkau tetap diberkati Tuhan. Amin. Tetaplah TULUS DAN JUJUR, hiduplah dalam kebenaran Firman Tuhan walau itu berat jalannya, mintalah pertolongan dari Roh Kudus untuk membimbing dan menuntunmu dalam seluruh kebenaran Engkau pasti melihat kemuliaan Tuhan dinyatakan dalam hidupmu.

Selamat Berpuasa dan Berdoa !


Pdt.Dr.Ir.Evie laksmi Widjaja, S.Th.,M.Th.